Apa itu SROI

"SROI telah memungkinkan kami untuk membangun hubungan berkelanjutan dengan para pemangku kepentingan, menunjukkan bahwa kami benar-benar mendengarkan kebutuhan mereka. Sekarang, kami dapat melaporkan bagaimana upaya kami berdampak pada kehidupan mereka serta kehidupan orang lain."

    Keberhasilan suatu program CSR dapat diukur dengan melihat manfaat yang dirasakan oleh masyarakat. Salah satu metode untuk mengukur dampak sosial dari program CSR adalah Social Return On Investment (SROI). Pengukuran ini membantu perusahaan memahami cara mengelola nilai sosial, lingkungan, dan ekonomi yang dihasilkannya. Dengan SROI, perusahaan dapat mengetahui dampak positif dari program CSR, terutama bagi masyarakat, serta menilai efektivitas investasi sosial yang telah dikeluarkan.

Gambar SROI

Apa itu Social Return on Investment (SROI)?

    Return on Investment (SROI) adalah kerangka kerja yang digunakan untuk mengukur dan memperhitungkan nilai yang lebih luas dengan tujuan mengurangi ketidaksetaraan, mengatasi degradasi lingkungan, dan meningkatkan kesejahteraan. SROI memperhitungkan biaya dan manfaat sosial, lingkungan, serta ekonomi. SROI mengukur perubahan dengan cara yang relevan bagi organisasi yang terlibat dalam suatu program, dan memberikan nilai moneter pada hasil sosial, lingkungan, dan ekonomi yang dihasilkan. Dengan begitu, rasio manfaat dan biaya dapat dihitung. Misalnya, rasio 3:1 menunjukkan bahwa investasi sebesar 1 juta menghasilkan nilai sosial sebesar 3 juta.

    SROI lebih tentang nilai daripada uang. Uang hanyalah alat yang berguna dan diterima secara luas untuk menyampaikan nilai. Perkiraan SROI sangat bermanfaat dalam tahap perencanaan suatu kegiatan. SROI dapat membantu menunjukkan bagaimana investasi dapat memaksimalkan dampak dan berguna dalam mengidentifikasi apa yang harus diukur setelah proyek berjalan.

Jenis Penghitungan SROI

Ada dua jenis SROI yang biasanya digunakan untuk mengukur suatu program:

  1. Evaluatif: Pengukuran SROI ini dilakukan berdasarkan hasil nyata yang telah dicapai selama program berlangsung.
  2. Prakiraan (Forecast): Berbeda dengan evaluatif, pengukuran SROI tipe prakiraan digunakan untuk memprediksi seberapa besar nilai sosial yang akan tercipta jika kegiatan memenuhi hasil yang diinginkan, biasanya dilakukan untuk jangka waktu 1 hingga 5 tahun ke depan.
Gambar SROI

Prinsip SROI

    Social Return on Investment (SROI) dikembangkan dari akuntansi sosial dan analisis biaya-manfaat serta didasarkan pada tujuh prinsip:
  1. Melibatkan stakeholder (Involve stakeholders): Libatkan pemangku kepentingan untuk menentukan apa yang akan diukur dan bagaimana pengukurannya agar mereka dapat memahami dan mengungkapkan perubahan yang terjadi, yang kemudian dikonversi ke dalam nilai moneter.
  2. Memahami perubahan yang terjadi (Understand what changes): Identifikasi dan evaluasi perubahan yang terjadi dengan bukti yang dikumpulkan. Perubahan tersebut sering dianggap sebagai hasil sosial, ekonomi, atau lingkungan dari kontribusi para pemangku kepentingan.
  3. Menghargai hal yang penting (Value the things that matter): Gunakan proksi keuangan untuk mengenali nilai atau outcome, seperti peningkatan upah, peningkatan produksi, atau penghematan biaya.
  4. Hanya menyertakan hal yang relevan (Only include what is material): Tampilkan bukti perubahan dan dampak yang dapat diukur dan relevan.
  5. Tidak mengklaim secara berlebihan (Do not overclaim): Klaim nilai outcome dengan standar yang dapat dipertanggungjawabkan, memperhatikan juga kontribusi pihak lain di luar nilai investasi program.
  6. Transparan (Be transparent): Sajikan dasar perubahan, dampak, dan perhitungan dengan akurat, jujur, dan kredibel kepada pemangku kepentingan.
  7. Selalu memverifikasi hasil (Verify the result): Pastikan hasil yang didapatkan telah diverifikasi secara independen untuk menghilangkan bias atau subjektivitas.